Budidaya Jagung
Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari: (1) Data agronomi meliputi keragaan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (tinggi tanaman, tinggi tongkol, panjang tongkol, jumlah daun, dan produksi); (2) Data sosial meliputi respon petani koperator dan anggota kelompok tani terhadap teknologi yang diintroduksikan, evaluasi tingkat pengetahuan petani dan penyuluh terhadap teknologi budidaya jagung dengan pendekatan PTT, modal sosial petani dalam berusahatani jagung dan dampak demplot penerapan teknologi jagung meliputi : a) Jumlah petani yang berkunjung, b) Jumlah petani yang berminat tapi belum ada kepastian untuk menerapkan, c) Jumlah petani yang berminat dan akan melaksanakan, jumlah petani yang tidak berminat, dan d) permasalahan dalam penerapannya teknologi jagung. Sedangkan pada tanaman jagung hibrida memiliki keunggulan tambahan seperti, bertongkol dua, ukuran tongkol dan biji yang lebih besar, serta waktu pemanenan lebih cepat.Produksi jagung nasional
Produksi jagung nasional sekarang mencapai 5,6 ton per hektar dengan luas lahan 5,7 hektar,” papar Maxdeyul Sola dalam ekspo tanaman jagung bertema Gelar Teknologi Pertanian Syngenta” di Desa Pencong, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa, Rabu (2/10/2019). Yang mana ulasnya, untuk satu hektar lahan tanam, akan dapat memproduksi 6 ton jagung giling dengan patokan harga Rp 4 ribu per kilonya."Diperkirakan hasil panen pada masa tanam ini berjumlah 169 ton dikalikan Rp 4 ribu,"beber Idisda, yang tidak asing oleh para petani setempat. Menurut Panduan Teknis Menduga Hasil Jagung Sebelum Dan Ketika Panen (Balai Penelitian Tanaman Serealia) pendugaan hasil jagung biasanya dilakukan dengan mengukur 3 (tiga) variabel, yaitu populasi tanaman, ukuran biji dan jumlah biji dalam 1 (satu) tongkol.Ini luar biasa karena saat petani lainnya tidak mendapatkan hasil panen pada musim kemarau yang cukup ekstrim ini, malah petani Tuban bisa tersenyum karena memperoleh pendapatan yang meningkat dengan memanen benih yang hasilnya pun cukup tinggi”, ungkap Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA., Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) dalam sambutannya mewakili Kepala Balitbangtan pada saat acara panen raya benih jagung hibrida pada tanggal 7 November 2019 di Desa Kebon, Tuban. Tulisan ini sekedar ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya menanam jagung berkolaborasi dengan Kong Atong sebagai teknikal dan saya sebagai inovator teknologinya, dengan kolaborasi ini menghasilkan pola tanam yang menarik untuk di duplikasi, tentunya untuk kesejahteraan petani dan meningkatkan produktifitas tanaman jagung per hektarnya, tanpa perlu menambah areal penanaman ,tekonologi ini sudah diujicoba di Sulawesi bagian Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Karawang, Bandung sampai Merauke